VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A. Validitas
1. Pengertian Validitas
Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai
arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan
data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan validitas pada suatu alat
ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Suatu tes yang dimaksudkan
untuk mengukur variabel A dan kemudian memberikan hasil pengukuran
mengenai variabel A, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas
tinggi. Suatu tes yang dimaksudkan mengukur variabel A akan tetapi
menghasilkan data mengenai variabel A’ atau bahkan B, dikatakan sebagai
alat ukur yang memiliki validitas rendah untuk mengukur variabel A dan
tinggi validitasnya untuk mengukur variabel A’ atau B (Azwar 1986).
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran.
Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang
tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai
data tersebut.
Cermat berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambran mengenai
perbedaan yang sekecil-kecilnya mengenai perbedaan yang satu dengan yang
lain. Sebagai contoh, dalam bidang pengukuran aspek fisik, bila kita
hendak mengetahui berat sebuah cincin emas maka kita harus menggunakan
alat penimbang berat emas agar hasil penimbangannya valid, yaitu tepat
dan cermat. Sebuah alat penimbang badan memang mengukur berat, akan
tetapi tidaklah cukup cermat guna menimbang berat cincin emas karena
perbedaan berat yang sangat kecil pada berat emas itu tidak akan
terlihat pada alat ukur berat badan.
Menggunakan alat ukur yang dimaksudkan untuk mengukur suatu aspek
tertentu akan tetapi tidak dapat memberikan hasil ukur yang cermat dan
teliti akan menimbulkan kesalahan atau eror. Alat ukur yang valid akan
memiliki tingkat kesalahan yang kecil sehingga angka yang dihasilkannya
dapat dipercaya sebagai angka yang sebenarnya atau angka yang mendekati
keadaan yang sebenarnya (Azwar 1986).
Pengertian validitas juga sangat erat berkaitan dengan tujuan
pengukuran. Oleh karena itu, tidak ada validitas yang berlaku umum untuk
semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur biasanya hanya merupakan
ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik. Dengan demikian,
anggapan valid seperti dinyatakan dalam “alat ukur ini valid” adalah
kurang lengkap. Pernyataan valid tersebut harus diikuti oleh keterangan
yang menunjuk kepada tujuan (yaitu valid untuk mengukur apa), serta
valid bagi kelompok subjek yang mana? (Azwar 1986)
Pengertian validitas menurut Walizer (1987) adalah tingkaat kesesuaian
antara suatu batasan konseptual yang diberikan dengan bantuan
operasional yang telah dikembangkan.
Menurut Aritonang R. (2007) validitas suatu instrumen berkaitan dengan
kemampuan instrument itu untuk mengukur atu mengungkap karakteristik
dari variabel yang dimaksudkan untuk diukur. Instrumen yang dimaksudkan
untuk mengukur sikap konsumen terhadap suatu iklan, misalnya, harus
dapat menghasilkan skor sikap yang memang menunjukkan sikap konsumen
terhadap iklan tersebut. Jadi, jangan sampai hasil yang diperoleh adalah
skor yang menunjukkan minat konsumen terhadap iklan itu.
Validitas suatu instrumen banyak dijelaskan dalam konteks penelitian
sosial yang variabelnya tidak dapat diamati secara langsung, seperti
sikap, minat, persepsi, motivasi, dan lain sebagainya. Untuk mengukur
variabel yang demikian sulit, untuk mengembangkan instrumen yang
memiliki validitas yang tinggi karena karakteristik yang akan diukur
dari variabel yang demikian tidak dapat diobservasi secara langsung,
tetapi hanya melalui indikator (petunjuk tak langsung) tertentu.
(Aritonang R. 2007)
Menurut Masri Singarimbun, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Bila seseorang ingin
mengukur berat suatu benda, maka dia harus menggunakan timbangan.
Timbangan adalah alat pengukur yang valid bila dipakai untuk mengukur
berat, karena timbangan memang mengukur berat. Bila panjang sesuatu
benda yang ingin diukur, maka dia harus menggunakan meteran. Meteran
adalah alat pengukur yang valid bila digunakan untuk mengukur panjang,
karena memang meteran mengukur panjang. Tetapi timbangan bukanlah alat
pengukur yang valid bilamana digunakan untuk mengukur panjang.
Sekiranya penelliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data
penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin
diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya,
dalam praktek belum tentu data yang dikumpulkan adalah data yang valid.
Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya
apakah si pewawancara yang mengumpulkan data betul-betul mengikuti
petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuesioner. (Masri Singarimbun)
Menurut Suharsimi Arikunto, validitas adalah keadaan yang menggambarkan
tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur.
Menurut Soetarlinah Sukadji, validitas adalah derajat yang menyatakan
suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes tidak
begitu saja melekat pada tes itu sendiri, tapi tergantung penggunaan
dan subyeknya.
2. Jenis-jenis Validitas
Ebel (dalam Nazirz 1988) membagi validitas menjadi :
• Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan
antara skor dengan kinerja.
• Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas
aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat
evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat menyebabkan kinerja yang
baik dalam pengukuran.
• Face Validity adalah validitas yang berhuubungan apa yang nampak dalam
mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
• Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat
ukur dengan faktor-faktor yang bersamaan dalam suatu kelompok atau
ukuran-ukuran perilaku lainnya, di mana validitas ini diperoleh dengan
menggunakan teknik analisis faktor.
• Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan
antara skor dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang
bebas dan langsung dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
• Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan
teknik uji coba untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk
mendukung bhwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang seharusny
diukur.
• Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan
antara skor suatu alat ukur dengan kinerj seorang di msa mendatang.
• Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya
sampling dari suatu populasi.
• Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara
menilik isi dari pengukuran dan menilai seberapa jauh pungukuran
tersebut merupakan alat ukur yang benar-benar mengukur aspek-aspek
sesuai dengan tujuan instruksional.
Sementara itu, Kerlinger (1990) membagi validitas menjadi tiga yaitu:
• Content validity (Validitas isi) adalah validitas yang diperhitungkan
melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional.
Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validitas ini adalah “sejauh
mana item-item dalam suatu alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi
objek yang hendak diukur oleh alat ukur yang bersangkutan?” atau
berhubungan dengan representasi dari keseluruhan kawasan.
Validitas isi suatu instrumen berkaitan dengan kesesuaian antara
karakteristik dari variaabel yang dirumuskan pada definisi konseptual
dan operasionalnya. Apabila semua karakteristik variabel yang dirumuskan
pada definisi konseptualnya dapat diungkap melalui butir-butir suatu
instrument, maka instrument itu dinyatakan memiliki validitas isi yang
baik. Sayangnya, hal itu mungkin tidak akan pernah tercapai karena
sulitnya untuk mendefinisikan keseluruhan karakteristik itu. Selain itu,
dari seluruh karakteristik yang dirumuskan pada definisi konseptual
suatu variabel seringkali sulit untuk mengembangkan butir-butir yang
valid untuk mengungkap atau mengukurnya.
Validitas isi dapat dianalisis dengan cara memperhatikan penampakan luar
dari instrument dan dengan menganalisis kesesuaian butir-butirnya
dengan karakteristik yang dirumuskan pada definisi konseptual variabel
yang diukur. Validitas yang dianalisis dengan memperhatikan penampilan
luar instrument itu disebut validitas tampang (face validity). Validitas
tampang dievaluasi dengan membaca dan menyelidiki butir-butir
instrument serta sekaligus membandingkannya dengan definisi konseptual
mengenai variabel yang akan diukur. Validitas yang dianalisis dengan
memperhatikan kerepresentativan butir-butir instrument disebut validitas
penyampelan (sampling validity) atau kuikulum (curriculum validity).
Validitas tampang maupun penyampelan disebut juga sebagai validitas
teoritis karena penganalisisannya lazim dilakukan tanpa didasarkan pada
data empiris. Alat yang digunakan untuk menganalisis validitas itu
adalah logika dari orang yang menganalisisnya.
Menurut Saifuddin Azwar, validitas isi merupakan validitas yang
diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional
atau lewat professional judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya
dalam validitas ini adalah ”sejauh mana item-item dalam tes mencakup
keseluruhan kawasan ini (dengan catatan tidak keluar dari batasan tujuan
ukur) objek yang hendak diukur” atau ”sejauh mana isi tes mencerminkan
ciri atribut yang hendak diukur”.
Selanjutnya, validitas isi terbagi lagi menjadi dua tipe (Saifuddin
Azwar), yaitu:
1. Face Validity (Validitas Muka) adalah tipe validitas yang paling
rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian selintas
mengenai isi alat ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan
apa yang ingin diukur maka dapat dikatakan maka validitas muka telah
terpenuhi.
2. Logical Validity (Validitas Logis) disebut juga sebagai Validitas
Sampling (Sampling Validity) adalah validitas yang menunjuk pada sejauh
mana isi alat ukur merupakan representasi dari aspek yang hendak diukur.
Validitas logis sangat penting peranannya dalam penyusunan prestasi dan
penyusunan skala, yaitu dengan memanfaatkan blue-print atu table
spesifikasi.
• Construct validity (Validitas konstruk) adalah tipe validitas yang
menunjukkan sejauh mana alat ukur mengungkap suatu trait atau konstruk
teoritis yang hendak diukurnya. (Allen & Yen, dalam Azwar 1986).
Pengujian validitas konstruk merupakan prosesyang terus berlanjut
sejalan dengan perkembangan konsep mengenai trait yang diukur.
Menurut Saifuddin Azwar, validitas konstruk adalah seberapa besar
derajat tes mengukur hipotesis yang dikehendaki untuk diukur. Konstruk
adalah perangai yang tidak dapat diamati, yang menjelaskan perilaku.
Menguji validitas konstruk mencakup uji hipotesis yang dideduksi dari
suatu teori yang mengajukan konstruk tersebut.
• Criterion-related validity (Validitas berdasar kriteria). Validitas
ini menghendaki tersedianya criteria eksternal yang dapat dijadikan
dasar pengujian skor alat ukur. Suatu kriteria adalah variabel perilaku
yang akan diprediksi oleh skor alat ukur.
Dilihat dari segi waktu untuk memperoleh skor kriterianya, prosedur
validasi berdasar kriteria menghasilkan dua macam validitas (Saifuddinn
Azwar), yaitu:
1. Validitas Prediktif. Validitas Prediktif sangat penting artinya bila
alat ukur dimaksudkan untuk berfungsi sebagai predictor bagi kinerja di
masa yang akan datang. Contoh situasi yang menghendaki adanya prediksi
kinerja ini antara lain adalah dalam bimbingan karir; seleksi mahasiswa
baru, penempatan karyawan, dan semacamnya.
Menurut Saifuddin Azwar, validitas prediktif adalah seberapa besar
derajat tes berhasil memprediksi kesuksesan seseorang pada situasi yang
akan datang. Validitas prediktif ditentukan dengan mengungkapkan
hubungan antara skor tes dengan hasil tes atau ukuran lain kesuksesan
dalam satu situasi sasaran.
2. Validitas Konkuren. Apabila skor alat ukur dan skor kriterianya dapat
diperoleh dalam waktu yang sama, maka korelasi antara kedua skor
termaksud merupakan koefisien validitas konkuren.
Menurut Saifuddin Azwar, validitas ini menunjukkan seberapa besar
derajat skor tes berkorelasi dengan skor yang diperoleh dari tes lain
yang sudah mantap, bila disajikan pada saat yang sama, atau dibandingkan
dengan criteria lain yang valid yang diperoleh pada saat yang sama.
Asosiasi Psikologi Amerika (APA) (1974; dalam Anastasia, 1982)
membedakan tiga tipe validitas, yaitu validitas isi, yang dikaitkan
dengan criteria, dan konnstrak. Ketiga tipe validitas tersebut dapat
diuji dengan dan atau tanpa menggunakan instrument yang telah teruji
validitas maupun reabilitasnya.
B. Reliabilitas
1. Pengertian Reliabilitas
Walizer (1987) menyebutkan pengertian Reliability (Reliabilitas) adalah
keajegan pengukuran.
Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily (2003: 475) reliabilitas adalah
hal yang dapat dipercaya. Popham (1995: 21) menyatakan bahwa
reliabilitas adalah "...the degree of which test score are free from
error measurement"
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila
suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama
dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat
pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Brennan (2001: 295) reliabilitas merupakan karakteristik skor,
bukan tentang tes ataupun bentuk tes.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana
hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran
harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan
kemantapan.
Dalam pandangan Aiken (1987: 42) sebuah tes dikatakan reliabel jika skor
yang diperoleh oleh peserta relatif sama meskipun dilakukan pengukuran
berulang-ulang.
Dengan demikian, keandalan sebuah alat ukur dapat dilihat dari dua
petunjuk yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas.
Kedua statistik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan
keterbatasan (Feldt & Brennan, 1989: 105)
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa
pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan
memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif,
apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar
penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran
yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu
tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan
dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila
memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa
diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang
berbeda-beda.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat
statistik (Feldt & Brennan, 1989: 105)
Berdasarkan sejarah, reliabilitas sebuah instrumen dapat dihitung
melalui dua cara yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien
reliabilitas (Feldt & Brennan: 105). Kedua statistik di atas
memiliki keterbatasannya masing-masing. Kesalahan pengukuran merupakan
rangkuman inkonsistensi peserta tes dalam unit-unit skala skor sedangkan
koefisien reliabilitas merupakan kuantifikasi reliabilitas dengan
merangkum konsistensi (atau inkonsistensi) diantara beberapa kesalahan
pengukuran.
Dalam kerangka teori tes klasik, suatu tes dapat dikatakan memiliki
reliabilitas yang tinggi apabila skor tampak tes tersebut berkorelasi
tinggi dengan skor murninya sendiri. Interpretasi lainnya adalah
seberapa tinggi korelasi antara skor tampak pada dua tes yang pararel.
(Saifuddin Azwar, 2006: 29). Reliabilitas menurut Ross E. Traub (1994:
38) yang disimbolkan oleh dapat didefinisikan sebagai rasio antara
varian skor murni dan varian skor tampak . Secara matematis teori di
atas dapat ditulis :
Reliabilitas alat ukur tidak dapat diketahui dengan pasti tetapi dapat
diperkirakan. Dalam mengestimasi reliabilitas alat ukur, ada tiga cara
yang sering digunakan yaitu (1) pendekatan tes ulang, (2) pendekatan
dengan tes pararel dan (3) pendekatan satu kali pengukuran.
Pendekatan tes ulang merupakan pemberian perangkat tes yang sama
terhadap sekelompok subjek sebanyak dua kali dengan selang waktu yang
berbeda. Asumsinya adalah bahwa skor yang dihasilkan oleh tes yang sama
akan menghasilkan skor tampak yang relatif sama. Estimasi dengan
pendekatan tes ulang akan menghasilkan koefisien stabilitas. Untuk
memperoleh koefisien reliabilitas melalui pendekatan tes ulang dapat
dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi linear antara distribusi
skor subyek pada pemberian tes pertama dengan skor subyek pada pemberian
tes kedua. Pendekatan tes ulang sangat sesuai untuk mengukur
ketrampilan terutama ketrampilan fisik.
Misalnya seorang guru hendak melihat reliabilitas tes yang telah
dibuatnya. Setelah melakukan dua kali pengukuran didapatkan skor tes
sebagai berikut:
Koefisien reliabilitas test di atas dapat dihitung dengan menggunakan
formula korelasi produk momen dari Pearson sebagai berikut:
Dengan demikian, korelasi sebesar 0,954 menggambarkan bahwa reliabilitas
tes cukup tinggi.
Salah satu kelemahan mendasar dari teknik test-retest adalah carry-over
effect. Masalah ini disebabkan oleh adanya kemungkinan pada test yang
kedua dipengaruhi oleh test pertama. Misalnya, jika peserta tes masih
ingat dengan soal-soal dan bahkan jawaban ketika dilakukan test pertama.
Hal ini dapat meningkatkan korelasi serta overestimasi terhadap PXX’.
Ross E. Traub (1994: 38)
2. Jenis-jenis Reliabilitas
Walizer (1987) menyebutkan bahwa ada dua cara umum untuk mengukur
reliabilitas, yaitu:
1. Relibilitas stabilitas. Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama
atau serupa untuk setiap orang atau setiap unit yang diukur setiap saat
anda mengukurnya. Reliabilitas ini menyangkut penggunaan indicator yang
sama, definisi operasional, dan prosedur pengumpulan data setiap saat,
dan mengukurnya pada waktu yang berbeda. Untuk dapat memperoleh
reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur skornya haruslah sama
atau hampir sama.
2. Reliabilitas ekivalen. Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang
sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi
konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih indicator
yang berbeda, batasan-batasan operasional, paeralatan pengumpulan data,
dan / atau pengamat-pengamat.
Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang
sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut
teknik belah-tengah. Cara ini seringkali dipakai dalam survai.Apabila
satu rangkaian pertanyaan yang mengukur satu variable dimasukkan dalam
kuesioner, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi dua bagian persis
lewat cara tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering digunakan untuk
teknik belah tengah ini.) Hasil masing-masing bagian pertanyaan
diringkas ke dalam skor, lalu skor masing-masing bagian tersebiut
dibandingkan. Apabila dalam skor kemudian skor masing-masing bagian
tersebut dibandingkan. Apabila kedua skor itu relatif sama, dicapailah
reliabilitas belah tengah.
Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik
pengukuan yang berbeda. Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan
pulsa. Skor-skor relatif dari satu indikator macam ini haruslah sesuai
dengan skor yang lain. Jadi bila seorang subyek nampak cemas pada
”ukuran gelisah” orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan
kecermatan relatif yang sama bila tekanan darahnya yang diukur.
3. Metode pengujian reliabilitas
Tiga tehnik pengujian realibilitas instrument antara lain :
a. Teknik Paralel (Paralel Form atau Alternate Form)
Teknik paralel disebut juga tenik ”double test double trial”. Sejak awal
peneliti harus sudah menyusun dua perangkat instrument yang parallel
(ekuivalen), yaitu dua buah instrument yang disusun berdasarkan satu
buah kisi-kisi. Setiap butir soal dari instrument yang satu selalu harus
dapat dicarikan pasangannya dari instrumen kedua. Kedua instrumen
tersebut diujicobakan semua. Sesudah kedua uji coba terlaksana, maka
hasil instrumen tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus
product moment (korelasi Pearson).
b. Teknik Ulang (Test Re-test)
Disebut juga teknik ”single test double trial”. Menggunakan sebuah
instrument, namun dites dua kali. Hasil atau skor pertama dan kedua
kemudian dikorelasikan untuk mengetahui besarnya indeks
reliabilitas.Teknik perhitungan yang digunakan sama dengan yang
digunakan pada teknik pertama yaitu rumus korelasi Pearson.
Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas tes-retest adalah seberapa besat
derajat skor tes konsisten dari waktu ke waktu. Realibilitas diukur
dengan menentukan hubungan antara skor hasil penyajian tes yang sama
kepada kelompok yang sama, pada waktu yang berbeda.
Metode pengujian reliabilitas stabilitas yang paling umum dipakai adalah
metode pengujian tes-kembali (test-retest). Metode test-retest
menggunakan ukuran atau “test” yang sama untuk variable tertentu pada
satu saat pengukuran yang diulang lagi pada saat yang lain. Cara lain
untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas, bila kita menggunakan survai,
adalah memasukkan pertanyaan yang sama di dua bagian yang berbeda dari
kuesioner atau wawancara. Misalnya the Minnesota Multiphasic Personality
Inventory (MPPI) mengecek reliabilitas test-retest dalam satu
kuesionernya dengan mengulang pertanyaan tertentu di bagian-bagian yang
berbeda dari kuesioner yang panjang.
Kesulitan terbesar untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas adalah
membuat asumsi bahwa sifat/ variable yang akan diukur memang benar-benar
bersifat stabil sepanjang waktu. Karena kemungkinan besar tidak ada
ukuran yang andal dan sahih yang tersedia. Satu-satunya faktor yang
dapat membuat asumsi-asumsi ini adalah pengalaman, teori dan/atau
putusdan terbaik. Dalam setiap kejadian, asumsi ini selalu ditantang dan
sulit rasanya mempertahankan asumsi tersebut atas dasar pijakan yang
obyektif.
c. Teknik Belah Dua (Split Halve Method)
Disebut juga tenik “single test single trial”. Peneliti boleh hanya
memiliki seperangkat instrument saja dan hanya diujicobakan satu kali,
kemudian hasilnya dianalisis, yaitu dengan cara membelah seluruh
instrument menjadi dua sama besar. Cara yang diambil untuk membelah soal
bisa dengan membelah atas dasar nomor ganjil-genap, atas dasar nomor
awal-akhir, dan dengan cara undian.
Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas ini diukur dengan menentukan
hubungan antara skor dua paruh yang ekuivalen suatu tes, yang disajikan
kepada seluruh kelompok pada suatu saat. Karena reliabilitas belah dua
mewakili reliabilitas hanya separuh tes yang sebenarnya, rumus
Spearman-Brown dapat digunakan untuk mengoreksi koefisien yang didapat.
Apa penyebab ketidakandalan?
Ada beberapa sumber ketidakandalan (unreliability), beberapa di
antaranya telah dituangkan. Satu sumber ketidakandalan yang terbesar
adalah ketidaksahihan (invalidity). Berikut ini adalah daftar periksa
(check list) sumber-sumber yang menyebabkannya (Walizer ,1987) :
1. Orang atau unit yang diukur mungkin telah berubah sejak pengukuran
pertama dan kedua. (Tentu saja perubahan dalam skor, haruslah
ditafsirkan bukan sebagai ketidakandalan.)
2. Selama wawancara unit yang sedang diukur berubah, karena:
a. Pewawancara memperoleh pengalaman
b. Kelelahan pewawancara
c. Subyek mengalami hal-hal yang menyebabkan penafsiran mereka terhadap
pertanyaan-pertanyaan berubah (sebagai kebalikan dari perubahan
seharusnya dari apa yang sedang diukur).
d. Kesalahan-kesalahan diperbuat.
3. Aspek situasi tempat pengukuran berlangsung mungkin berubah sejak
pengukuran pertama dan yang kedua. Hal-hal seperti waktu (pagi, siang,
sore), tempat berlangsungnya pengukuran, orang-orang yang berada dekat
di sekitar yang mungkin mempengaruhi respon mereka dan sebagainya
mungkin berbeda.
4. Pertanyaan-pertanyaan mungkin mendua artinya, sehingga ditafsirkan
secara berbeda pada saat pengisian kuesioner yang berbeda.
5. Pengkode dan/atau pengamat mungkin membuat penafsiran
sendiri-sendiri.
6. Apa yang nampak sebagai satu teknik ekivalen sebenarnya tidaklah
demikian karena pemilihan pembandingan yang kurang baik.
7. Terjadi kekeliruan dalam mencatat hasil pengamatan atau memberi
kode-kodenya.
8. Atau mungkin kombinasi penyebab-penyebab terdahulu.
Reliabel : Haruskah Ajeg? (Feldt & Brennan, 1989: 105)
Sering kita dengar baik dalam kuliah atau dalam ruang ujian, jawaban
mahasiswa terhadap pertanyaan "Apa yang dimaksud reliabilitas?" seperti
ini : "Taraf Kepercayaan, yaitu seberapa besar tes dapat dipercaya. Tes
yang reliabel akan menghasilkan skor yang relatif sama jika diteskan
beberapa kali pada subjek yang sama . Dengan kata lain seberapa ajeg
sebuah tes jika diteskan beberapa kali pada subjek yang sama di waktu
yang berbeda."
Jika demikian adanya, maka secara logis, satu-satunya cara untuk
mengestimasi reliabilitas adalah dengan melakukan pengetesan paling
tidak dua kali pada sekelompok subjek yang sama. Tapi benarkah begitu?
Pada prakteknya kita mengenal paling tidak ada 3 pendekatan terhadap
estimasi reliabilitas. Dan orang yang memberikan jawaban seperti di atas
juga memilih metode estimasi reliabilitas yang hanya melakukan 1 kali
administrasi tes. Jadi mana tingkat keajegannya?
Baiklah, mungkin beberapa orang tidak terlalu peduli dengan hal ini.
Yang penting ada angka reliabilitasnya, habis perkara. Tapi ijinkan kami
mencoba berbagi pemikiran mengenai hal ini.
Kita mulai dari konsep reliabilitas dulu. Reliabilitas seperti yang
sering diucapkan atau ditulis di buku, memiliki arti tingkat
kepercayaan. Kita coba pilah kata ini menjadi Rely dan Ability atau
dapat dipercaya. Tapi apa maksud dari dapat dipercaya ini? Yang dimaksud
dapat dipercaya disini adalah seberapa besar kita bisa mempercayai
hasil tes yang kita dapatkan, atau juga seberapa besar tingkat kesalahan
yang muncul ketika seseorang mengerjakan suatu tes. Semakin besar
tingkat kesalahan yang muncul ketika seseorang mengerjakan suatu tes,
hasil yang diperoleh dari tes tersebut makin tidak dapat dipercaya,
makin tidak reliabel.
Misalnya: seseorang dites (tes apa saja, karena reliabilitas tidak
terlalu peduli dengan isu materi yang diteskan) kemudian memperoleh
hasil sebesar 100. Nah jika tes tersebut reliabel, maka kita bisa yakin
bahwa kapasitas orang tersebut memang 100. Atau dengan kata lain, angka
100 itu diperoleh bukan karena faktor lain selain kapasitas orang
tersebut. Jika angka 100 ini diperoleh lebih banyak karena faktor lain
(faktor lain ini yang disebut error), maka kita akan berkata bahwa tes
tersebut tidak reliabel.
Konsep reliabilitas didasarkan pada asumsi bahwa dalam tiap pengetesan
selalu ada
X, skor yang kita peroleh dari hasil pengetesan (skor Tampak)
T, skor yang menggambarkan kapasitas seseorang yang sesungguhnya (skor
Murni)
e, faktor lain selain kapasitas yang juga menyumbang terhadap
perolehan X yang disebut juga error.
Dan ketiganya terkait satu sama lain dalam persamaan seperti ini :
X = T + e
Ini dapat dibaca seperti berikut : dalam setiap pengetesan, hasil tes
yang kita peroleh merupakan fungsi penjumlahan dari skor Murni dan
error. Tes dapat dikatakan reliabel jika Tes menghasilkan error yang
kecil, sehingga hasil tes makin mencerminkan kapasitas yang sebenarnya
(atau X = T ).
Lalu dari mana ide "keajegan" muncul?
Diasumsikan bahwa nilai T memiliki sifat ajeg dalam beberapa kali
pengukuran pada subjek yang sama. Tapi keajegan ini hanya ada dalam
abstraksi teoretik saja, karena keajegan yang dimaksud di sini adalah
keajegan T jika memenuhi syarat tertentu :
Tiap pengetesan bersifat saling independen, pengukuran pertama tidak
mempengaruhi pengukuran berikutnya. Jadi anggaplah seseorang dites lalu
dihipnotis untuk membuatnya lupa dengan jawaban dan soal yang telah
diberikan.
Kapasitas orang itu sendiri belum berubah. Jadi keajegan ini hanya
mungkin jika setelah dites, orang ini dimasukkan dalam mesin waktu dan
dikembalikan ke keadaannya saat dites pertama kali.
Mustahil? Ya jelas! maka dari itu ide mengenai keajegan ini hanya ada
dalam abstraksi teoretik.
Namun demikian tentu saja kita tetap dapat mengestimasi reliabilitas
dengan cara melakukan tes berulang lalu mengkorelasikan hasil tes
pertama dengan tes kedua. Dengan mempertimbangkan beberapa kelemahan dan
persyaratannya.
Pendekatan-Pendekatan Estimasi Reliabilitas (Feldt & Brennan, 1989:
105)
Dari beberapa asumsi yang mendasari pemikiran mengenai reliabilitas,
kemudian diturunkanlah beberapa pendekatan untuk mengestimasi
reliabilitas.
Pendekatan Tes-Retes. Pendekatan ini mengestimasi reliabilitas tes
dengan melakukan tes ulang, kemudian mengkorelasikan hasil tes pertama
dengan hasil tes kedua. Hasil korelasi ini yang merupakan estimasi
reliabilitasnya, sering juga disebut sebagai koefisien stabilitas atau
keajegan. Jadi definisi reliabilitas =keajegan hanya berlaku untuk
pendekatan ini. Tapi tentu saja karena tidak mungkin memenuhi
persyaratan di atas, pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan
o Hanya dapat diterapkan pada tes yang mengukur konstruk yang bersifat
cenderung ajeg, misalnya kepribadian.
o Estimasi reliabilitas akan dipengaruhi oleh adanya carry over effect.
Maksudnya, jika jarak pengetesan pertama dan kedua sangat dekat, maka
subyek akan cenderung mengingat jawaban yang diberikan pada pengetesan
pertama. Ini membuat makin besarnya kemungkinan subyek akan memberikan
jawaban pada pengetesan kedua yang cenderung sama dengan jawaban yang
diberikan pada pengetesan pertama.Hal ini akan menyebabkan overestimasi
reliabilitas, tes terkesan/ terlihat lebih reliabel daripada yang
sebenarnya.
o Estimasi reliabilitas juga dipengaruhi adanya practice effect. Ini
terjadi ketika subyek, dalam rentang waktu antara tes pertama dan kedua,
belajar atau berlatih untuk meningkatkan kapasitasnya, ini terjadi
khususnya dalam estimasi reliabilitas tes performansi maksimal seperti
tes prestasi. Practice effect akan menyebabkan underestimasi
reliabilitas, tes terkesan tidak ajeg karena adanya pembelajaran,
sehingga hasil tes kedua akan cenderung lebih baik dari hasil tes
pertama.
Pendekatan Tes Paralel, pendekatan ini mengestimasi reliabilitas
dengan menggunakan dua tes paralel, dua tes yang mengukur hal /konstruk
yang sama, kemudian mengkorelasikan hasil pengetesan dari tes pertama
dengan hasil tes paralelnya. Koefisien korelasi yang didapatkan disebut
juga koefisien ekuivalensi. Namun demikian pendekatan ini sangat jarang
(kalaupun ada) dilakukan karena sulitnya menghasilkan dua tes yang
benar-benar paralel.
Pendekatan Konsistensi Internal, pendekatan ini mengestimasi
reliabilitas dengan membelah tes menjadi beberapa bagian, lalu
"mengkorelasikan" bagian-bagian tersebut. "Korelasi" di sini sebenarnya
tidak benar-benar mengkorelasikan bagian-bagian secara harafiah, tapi
menggunakan formula-formula yang dikembangkan untuk mengestimasi
reliabilitasnya. Koefisien yang diperoleh dinamai juga koefisien
konsistensi internal. Pendekatan inilah yang paling sering digunakan
selama ini karena lebih praktis dan ekonomis. Meskipun demikian
pendekatan ini tidak dapat mengestimasi error yang diakibatkan oleh
keadaan temporer karena hanya dilakukan satu kali. Jadi pendekatan ini
memang bukan "jawaban terhadap segala masalah" dalam hal mengestimasi
reliabilitas.
Kesimpulan
Jadi, reliabilitas apakah sama dengan keajegan?
Jika kita melihat permasalahan ini dari kacamata asumsi yang mendasari
pemikiran reliabilitas di atas, maka reliabel = ajeg. tentu saja dengan
persyaratan yang mustahil untuk dipenuhi tadi.
Tapi jika dilihat dalam konteks aplikasinya, reliabilitas tidak selalu
sama dengan keajegan, tergantung dari pendekatan mana yang digunakan
untuk mengestimasinya.
Mungkin akan lebih aman jika kita menyebut reliabilitas sebagai "tingkat
kepercayaan, seberapa jauh error yang dihasilkan dari tes, dan seberapa
jauh hasil tes dapat dipercaya". (Feldt & Brennan, 1989: 105)
79 komentar:
Thanks artikelnya, sangat amat membantu.
terima kasih ya infonya, sangat membantu
Kejar Paket C
http://tandagenap.com|kejar paket c
mantap
makasih y ....
Verry good's
bermanfaat.
Trims sy mengutip sebagian tulisan anda..........
artikel yg bagus...
lebih bagus lagi klo referensinya diposting jg
thx postingannya, sangat membantu
mau bertanya nih ....
apakah teknik validasi data yang umum sering digunakan untuk penelitian kualitatif adalah metode triangulasi ?
karena setau saya triangulasi bukan hanya untuk perspektif kualitatif saja, atau kuantitatif saja tapi keduanya ....
apa ada metode yang hanya digunakan dalam kualitatif saja, atau kuantitatif saja ?
terimakasih .....
http//:www.somplaaak.blogspot.com
TRIMKSIH :)
nice info gan
http://ji-software.com
Contoh Uji Validitas dengan SPSS ?
terimakasih infonya . saya sangat terbantu.
kurang lengkap ,. karna tidak ada daftar pusaka nya
terimakasih atas info nya Melita
trims
Thanks ya...
makasih sist, artikelnya sangat membantu.
makasih, sangat bermanfaat
pusing mikir spss
mampir kesini aja gan http://kask.us/h1NFh
cuma 50rb
tangkyu mbak
Maaf, saya ijin copy.Thank. GOD Bless You!
mari berkunjung di situs saya di http://www.kyai.info/ memberi informasi segala hal
mari berkunjung di situs saya di http://www.kyai.info/ memberi informasi segala hal
mari berkunjung di situs saya di http://www.kyai.info/ memberi informasi segala hal
TRIMAKASIH INFONYA SAUDARA. GBU
Izin share.. Bgus ni
masukin daftar pustaka dong.. supaya bisa bantu buat tugas kampus,hahaha
Daftar pustakanya perlu ditambah...
Saya juga punya sedikit daftar pustaka untuk validitas Dan macamnya, mungkin bisa membantu
http://unityofscience.org/category/educational-evaluation/
Daftar pustakanya perlu ditambah...
Saya juga punya sedikit daftar pustaka untuk validitas Dan macamnya, mungkin bisa membantu
http://unityofscience.org/category/educational-evaluation/
terimakasih.. artikelnya sangat membantu
http://gowalgawul.blogspot.com
thx infonya. Saya ada pertanyaan, tlg dibantu. apakah uji validitas dan realibitas ditujukan kepada non sample atau 30 sample dari populasi sebelum kuesioner disebar? selanjutnya, setelah diuji quesioener sudah layak untuk disebar..apakah masih perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas lagi? terima kasih
Bagi yg pengen uji validitas vilid semua atw anda pilih mau yg mana yg tdk validnya silakan hub. 089666462725 or bb 5a9432c3
Bagi yg pengen uji validitas vilid semua atw anda pilih mau yg mana yg tdk validnya silakan hub. 089666462725 or bb 5a9432c3
Cuk. Kalau mau bikin tulisan sekalian sumbernya, biar gak dikira tukang plagiat. Okee.. Cuma menyarankan. Tq Wet me.
membantu sekali
Sumber yg jels dong,,,
Perlu bgt nih buat dftar pustaka
terimkasih,, saya dpat belajar dari artikel anda
terima kasih, sangat membantu
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Video Uji Reliabilitas Cronbach Alpha Menggunakan EVIEWS
www.youtube.com/watch?v=YiMBKcvzkE4
WA 085227746673
Analisis Data EVIEWS, LISREL, SPSS, AMOS, DLL
ijin kutip gan, suksmaaa;)
tq
min mau tanya, dalam penelitian berapa variabel yang boleh tidak reliabel ? penelitian saya 4 variabel x ada 2 yg tidak reliabel, boleh gak ya ?
ilmu yang bermanfaat, thanks
sangat bermanfaat
My Blog
Mohon izin, saya akan banyak mengutip tulisan ini. terima kasih
makasih, artikelnya sangat bagus
sangat bermanfaat
terimakasih, sangat membantu
Olah Data Semarang Khusus Untuk Olah Data Frontier 4.1, DEAP 2.1
SPSS, AMOS, LISREL, EVIEWS, SMARTPLS, Software R
WA : +6285227746673
IG : @olahdatasemarang
terimakasi infonya
min, kok gak ada daftar pustakanya.?
mantull.. materinya sangat membantu
Olah Data Semarang
Jasa Olah Data SPSS, AMOS, LISREL
EVIEWS, SMARTPLS, DLL
Contact Person WhatsApp
Klik Link Dibawah
https://s.id/OlahDataSemarang
Jika menggunakan validitas isi. Maka uji reliabilitas apa yg kita gunakan ?
makasih makalah nya sangat bermanfaat sekali apalagi buat saya :-)
terima kasih, sangat membantu
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 8 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.net
arena-domino.org
100% Memuaskan ^-^
Thanks
Mohon maaf bertanya mbk, kpan reliable bernilai 1?
Dn bgmn merancang soal yg tingkat reliablenya >0,7?
Mohon sarannya buk.. teimksih
selamat sore mbak, bagaimana cara pengujian validitas dan reliabilitas untuk instrumen vignette, dimana menggambarkan 2 tokoh kemudian responden diminta untuk memilih salah satu diantara 2 tokoh tersebut? mohon penjelasannya pak
Video Tutorial Uji Validitas dan Reliabilitas STATA 16 Lengkap
(Dilengkapi File Materi Dan Software STATA 16)
Merupakan Panduan Yang Lengkap Dan Detail
Klik Link Dibawah Untuk Mendapatkannya
https://bit.ly/UjiSTATA
artikel yang bagus gan, sangat bermanfaat...
Aplikasi Absensi Online
WhatsApp Chatbot
Daftar pustakanya kakkk😭
Please ubun jngn pecah
terimakasih,
sangat membantu
Terimakasih banyak. Dengan referensi nya....
Maaf sebelum, boleh tanya. Apa aja sih pedoman dalam menilai instrumen yg valid?
Maaf sebelum, boleh tanya. Apa aja sih pedoman dalam menilai instrumen yg valid?
Situs Slot Online http://134.209.104.46/
STATA 17 MP Crack Full Version
Stata 17.0 MP Crack Full Version is an integrated statistical tool which gives data analysis
Stata 17 MP Crack Full Version Full Download! Stata 17 MP Crack Full Version is flexible and powerful statical software for the science field
Link Download Stata 17 MP Crack Full Version
https://dik.si/MPV17
GAJAH77 adalah provider judi slot online terbaik ialah situs judi online terbaik yang mempunyai produk slot gacor 2021 , slot88 , casino , judi bola dan poker
Daftar Situs Judi Slot Online Terbaik :
Daftar Judi Slot Online
Permainan slot online
Slot gacor online
daftar id slot
bonus slot 100% didepan
slot deposit pulsa
agen slot terpercaya
judi slot online
daftar slot banyak bonus
id slot gacor
situs slot paling gacor
slot deposit pulsa tanpa potongan
bandar slot terpercaya
web slot terbaik
Situs Slot Gampang Menang
Situs Slot
Situs slot online terbaik
Situs judi slot online terpercaya 2021
Situs judi slot online maxwin
Situs judi Slot Online Selalu bayar
Situs judi Slot Online deposit pakai dana
Situs judi Slot Online deposit pakai ovo
Situs judi Slot Online deposit pakai gopay
Situs judi Slot Online deposit pakai linkaja
Situs judi Slot Online Olympus Gacor Terbaru
Situs judi Slot Online Mahjong Ways Gacor
TOTO TOGEL merupakan sekumpulan artikel yang membahas tentang situs togel online terpercaya pilihan bettor togel online terlengkap termasuk prediksi togel setiap hari nya
selamat pagi Mohon izin ngeh saya akan mengutip sedikit tulisan ini. terima kasih
Portable STATA 18 Crack Full Version
STATA 18 Crack Full Version
STATA 18 Full Version
Link Download STATA 18 Full Version
https://rutube.ru/video/2eab69d75044eb5856998125e0e71a93
Posting Komentar